Selasa, 27 Mei 2008

Sejarah Gereja St. Paulus - Kleco

BIJI SESAWI ITU............ Paroki St. Paulus - Kleco
Biji jatuh di tanah subur
Pada awalnya paroki St. Paulus. Kleco merupakan bagian dari wilayah Paroki St. Petrus-Purwosari. Mengingat jumah umat yang semakin bertambah, maka perlu dipikirkan untuk pengembangan paroki St. Petrus-Purwosari. Pada tanggak 16 Mei 1975 Rm F. Surayaprawata MSF selaku pastor kepala paroki menerima mandat dari Romo J Kardinal Darmoyuwono, Uskup Agung Semarang dengan surat no. 786/BI/75 yang isinya persetujuan tentang rencana pembagian paroki Purwosari.
Tanggal 9 Juni 1975 keluar surat peniujukan dari keuskupan tertanda romo H van Voorst tot Voorst kepada Rm F Suryaprawata MSF untuk menjual tanah milik Keuskupan Agung Semarang yang terletak di desa Kerten Kecamatan Laweyan Surakarta yaitu asal pembelian dari Soedadi (C No. 284) dan Dwijo Sumarto (C No. 362). Setelah urusan tanah selesai, pada tanggal 27 Oktober 1977 sore menjelang Hari Sumpah Pemuda diselenggarakan acara peletakan batu pertama untuk pagar sebelah timur kompleks calon gereja dan pastoran. Pembangunan fisik gereja telah diselesaikan dan diresmikan serta diberkati oleh Bapak Kardinal J Darmoyuwono pada tanggal 25 Maret 1980. Selakjutnya Rm Bratasantosa MSF pastor paroki St. Petrus-Purwosari merintis pengembangan paroki baru ini. Pada 9 September 1985 secara resmi paroki Kleco lepas dari paroki Purwosari menjadi paroki mandiri dengan mengambil nama pelindung St. Paulus. pastor kepala paroki yang pertama adalah Rm. Th Widagdo MSF.
Bertumbuh dan Berkembang.
Seiring dengan pem,bangunan gedung gereja. Gereja sebagai umat Allah pun mengalami perkembangan. Dewan Paroki dan Wilayah mulai dibenahi. Pembinaan kelompok-kelompok kategorial : ME, Legio Maria ataupun Kharismatik mulai dibenahi. Organisasi gerejani : Wanita Katolik, Mudika, Paguyuban Panggilan, Paguyuban Jumat Kliwonan mulai tumbuh, Paroki yang relatif masih cukup muda ini telah menunjukkan kehidupan menggereja. Berbagai kegiatan bidang bidang liturgi peribadatan baik di tingkat paroki maupun lingkungan dilaksanakan secara bergilir dan teratur. Demikian juga kegiatan bidang pewartaan dan katekesepun tampak digarap secara mantap dan teratur.
Perkembangan umat yang terus meningkat menjadikan adanya pemekaran wilayahj. Pada mulanya hanya ada 6 wilayah di paroki yaitu : Sumber, Kerten, Kleco, Sondakan, Pajang Selatan dan Griyan Baru. Lalu pada tahun 1981, wilayah Kleco dipecah menjadi 3 wilayah yaitu Pajang Utara, Jajar dan Karangasem. Dengan demikian paroki memiliki 8 wilayah. selanjutnya pada tahun 1983 terjadi pemekaran wilayah Pajang Selatan menjadi wilayah Pajang Selatan dan Songgolangit. Kemudian pada tahun 1986 sekali lagi wilayah Pajang Selatan melahirkanm wilayah bari yaitu wilayah Makamhaji. Dan pada tanggal 1 Januari 1990 diresmikan satu wilayah baru lagi yakni wilayah Fajar Indah, pemekaran dari wilayah Griyan Baru. Benar bahwa biji sesawi yang kecil bila sudah timbuh menjadi pohon yang besar yang menghasilkan banyak buah. Paroki Kleco makin berkembang, terbukti sekarang ini sedang membangun gedung gereja yang bisa menampung pertambahan umat yang semakin berkembang.
Bahan : Buku Kenangan MSF, 75 tahun berkarya di Jawa 1932-2007

Tidak ada komentar: